Hujan 13 Desember
Seorang muda berjalan menepaki jejak kehidupan
Mulai mengeja makna susah mencari rupiah
Suara ayunan kepak mematahkan tulang belum hilang
Suara gemuruh manusia mulai terdengar
Perantauan negeri miskin batu
Sela gemuruh tersiar kabar di indra
DIA TELAH TIADA…
Bumi serasa mengamuk
Menggoncang badan tegak tak bertulang
Kedikberdayaan dia bawa pergi
Terkenang tiga pasang bola mata kecil berurai
Laksana anak sungai mengalir tiada henti
Kehilangan bidadari penuntun jalan melukis langit biru
Terbayang seonggok tanah merah
Lobang yang menganga
Tempat peraduan matahari
Yang tak ‘kan terbit lagi
Pagi seakan tak lagi rindu matahari
Embun pun enyah ntuk pergi
Membasahi setiap kaki yang datang menghampiri
Alunan irama yasin mengalun di bumi
Sekarang hanya tinggal tanah penuh bunga bertabur
Batu nisan yang tertancap
Di kejauhan terlihat tiga punggung anak manusia
Tak henti menatap dan berucap
Disisa hujan 13 Desember…
Ihsan Hadi
September 2012
Pagi pilu...
Duri-Riau
13 Desember 2009
No comments:
Post a Comment